[InfoSingkat] Psikografi Mudik

Psikografi Mudik


Abstrak:


Mudik telah menjadi tradisi masyarakat Indonesia setiap tahun. Pemaknaan mudik sendiri terus berubah mengikuti gaya hidup masyarakat. Awalnya mudik merupakan upaya untuk silaturrahmi kepada keluarga inti, namun sedikit demi sedikit melebar menjadi pembinaan relasi antar keluarga besar. Pemudik pun berupaya keras agar dapat sampai ke kampungnya, meski harus berjuang menggunakan berbagai jenis transportasi. Penampilan pemudik yang berkesan memberikan dorongan dan harapan bagi saudara di kampungnya untuk ikut bekerja di kota. Menumpangi arus balik mudik, penambahan migran seperti ini memberikan peluang pada perubahan nilai dan gaya hidup mereka.


Kata kunci: mudik, migran, transportasi


Dipublikasikan dalam Info Singkat 2011

Pengertian dan Sejarah Mudik

Mudik berasal dari kata udik, yang berarti kampung. Mudik sendiri diartikan sebagai pulang kampung. Fenomena mudik berawal dari terjadinya industrialisasi besa-besaran di kota sehingga menyebabkan migrasi dari desa ke kota. Sosiolog Bambang Kusumo menjelaskan bahwa di Indonesia industrialisasi terjadi pada tahun 1960 hingga 1980. Akibatnya, terjadi perubahan budaya pencaharian dari agraris menjadi industri, atau masyarakat desa menjadi urban. Penduduk desa pun berbondong-bondong pergi ke kota yang menawarkan lapangan pekerjaan industri luas. Peristiwa mudik menjadi fenomena ketika terjadi di penghujung bulan puasa. Mudik pun dikulturisasi menjadi ritual agama yang diibaratkan proses penyucian diri setelah 30 hari berpuasa.

Tradisi mudik Lebaran pun telah menjadi ritual bagi berbagai kalangan, baik kaya maupun miskin. Oleh karena itu setiap tahun liputan mudik selalu dipenuhi berbagai cerita ratusan orang yang menggunakan berbagai moda transportasi menuju kampung halamannya. Adapun motivasi mudik antara lain: rindu kampung halaman, sungkem kepada orang tua, silaturrahmi dengan sanak saudara, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Bahkan di antara mereka ada yang ingin nyekar ke anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Semua motivasi yang menyertai tradisi mudik ini dapat dipandang sebagai bentuk kearifan lokal (local wisdom) yang telah tumbuh di tengah-tengah masyarakat.

Jumlah pemudik semakin lama semakin banyak. Menurut laporan Menteri Perhubungan, jumlah pemudik tahun ini mencapai 13 juta jiwa. Sedangkan dalam data Dinas Perhubungan DKI Jakarta tercatat jumlah pemudik yang menggunakan tiga moda angkutan darat pada tahun 2011 ini mencapai 1.807.943 orang.

Jumlah pemudik yang menggunakan transportasi umum tercatat sejumlah 6,7 juta orang, yang mana lebih rendah dibandingkan tahun lalu yaitu sekitar 9 juta pemudik. Diantara berbagai pilihan kendaraan publik tersebut, moda transportasi udara menempati urutan atas, diikuti kereta api, dan kendaraan darat lainnya. Tercatat kenaikan pemudik pengguna pesawat sebesar 123,96 persen, dari 353.193 orang menjadi 437.828 orang. Sementara itu, moda angkutan darat dan kereta api justru mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Sampai H+2 Lebaran 2011, jumlah pemudik mencapai 3,8 juta orang atau turun sekitar 14 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 4,5 juta orang. Mereka terdiri dari pemudik yang menggunakan angkutan jalan 2,3 juta orang turun sekita 23 persen dari sebelumnya 2,9 juta orang.  Pengguna angkutan sungai, danau dan penyeberangan juga turun 0,7 persen dari 1,6 juta orang menjadi 1,5 juta peminat. Tidak jauh berbeda dengan peminat kereta api yang mengalami penurunan penumpang sebesar 15 persen yang tahun lalu tercatat 1.082.377 orang menjadi 812.902 orang. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah penyelenggara mudik gratis yang tahun ini meningkat mencapai 90 persen dibandingkan tahun lalu.

Tingginya volume kendaraan menyebabkan angka kecelakaan dan korban mudik lebaran selalu bertambah seiring bertambahnya pemudik yang pulang kampung bersepeda motor. Jumlah pemudik bersepeda motor tahun ini diperkirakan mencapai delapan juta. 70 persen kecelakaan mudik didominasi oleh sepeda motor yang masih menjadi pilihan murah bagi masyarakat untuk berkendara pulang kampung.

Menurut data REPUBLIKA, sampai Kamis 1 September 2011 tercatat terjadi 2.773 kecelakaan lalu lintas yang memakan korban 433 orang meninggal dunia. Pada tahun 2006 jumlah kecelakaan mencapai 1000 kasus dengan hampir 500 korban jiwa. Dalam 5 tahun, jumlah ini meningkat persat. Di tahun 2010, jumlah kasus kecelakaan tercatat sebesar 2.060 dengan 476 orang meninggal. Dengan begitu, terdapat peningkatan sebesar 34,16 persen.

Dampak Mudik

  1. Melambungnya bahan baku makanan pokok


Kenaikan harga bahan baku pokok disebabkan meningkatnya konsumsi masyarakat menjelang lebaran. Peningkatan ini bahkan mencapai 200 persen sehingga memberatkan masyarakat. Namun, untuk memaksimalkan perayaan lebaran dan mudik, masyarakat tidak keberatan membayar dengan harga berlipat.

  1. Meningkatnya biaya transportasi sampai pada batas tertinggi


Biaya perjalanan berlipat ganda karena disaat bersamaan jumlah pengguna menjadi meningkat. Hal ini dimanfaatkan oleh penyedia jasa transportasi untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.

  1. Pergerakan ekonomi


tradisi mudik memiliki sumbangan yang sangat besar untuk menggerakkan perekonomian di pedesaan. Hal ini dapat dimaklumi, sebab para pemudik biasanya datang dengan membawa hasil jerih payah selama bekerja di perantauan berupa uang dan barang-barang dalam jumlah relatif banyak. Mereka yang datang dengan berbagai profesi biasanya membagi-bagikan oleh-oleh kepada sanak keluarga dan tetangga terdekat. Melalui tradisi ini sesungguhnya para pemudik telah mengajarkan kepada kita cara berbagi kebahagiaan dengan sesama untuk merayakan hari kemenangan. Mereka tampak menyadari makna puasa Ramadan dan berhari raya Idul fitri. Maka pada konteks inilah mudik Lebaran jelas memiliki makna sosial, ekonomi, dan spiritual yang sangat penting. Lebaran jelas berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sehingga membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun ini. Disisi lain, konsumerisme yang terjadi pada masa Lebaran menimbulkan lonjakan inflasi pada Agustus sebesar kurang lebih 0.9 persen. Inflasi ini tidak bisa dihindai karena kenaikan jumlah uang beredar seperti untuk THR, penggunaan uang tunai secara massif, serta peningkatan permintaan barang dan jasa. Selain itu, kenaikan harga dan biaya transportasi juga menyumbang kenaikan inflasi.

Antropolog dari Universitas Gadjah Mada, Paschalis Maria Laksono, menambahkan, mudik adalah puncak kontraksi dari semua sektor di Indonesia,baik sektor ekonomi, sosial, transportasi, budaya, hingga politik. "Ada proses pemuliaan pasar ketika mudik. Semua sektor diperhatikan dengan serius sebagai upaya untuk menyambut sebuah kemenangan," katanya.

Mudik dan Migrasi

Migrasi penduduk desa ke kota telah menjadi tradisi arus balik mudik. Setiap tahun masyarakat desa yang pindah kekota di akibatkan oleh pendidikan, pencarian pekerjaan dan pernikahan. Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerah kota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikan lapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannya sebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa atau daerah mereka untuk pindah ke kota.

Secara terperinci faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor utama yang klasik yaitu kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor utama ini melahirkan dua faktor penyebab adanya urbanisasi yaitu:

Faktor penarik

Orang desa tertarik ke kota adalah suatu yang lumrah yang sebab-sebabnya bagi individu atau kelompok mungkin berbeda satu sama lain dilihat dari kepentingan individu tadi. Beberapa alasan yang menarik mereka pindah ke kota diantaranya adalah:

  1. melanjutkan sekolah, karena di desa tidak ada fasilitasnya atau mutu kurang

  2. pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau mudahnya membuka usaha kecil-kecilan

  3. tingkat upah di kota yang lebih tinggi

  4. keamanan di kota lebih terjamin

  5. hiburan lebih banyak

  6. kebebasan pribadi lebih luas

  7. adat atau agama lebih longgar


Faktor pendorong

Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong tumbulnya urbanisasi. Faktor pendorong yang dimaksud diantaranya adalah:

  1. keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis

  2. keadaan kemiskinan desa yang seakan-akan abadi

  3. lapangan kerja yang hampir tidak ada

  4. pendapatan yang rendah

  5. keamanan yang kurang


Tahun ini Kepala dinas kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, Purba Hutapea, memperkirakan jumlah pendatang baru ke Ibu Kota bakal mencapai 50 ribu orang dan seperlimanya adalah pengangguran. Hal senada ditegaskan oleh Kepala humas PT. Kereta Api Indonesia Sugeng Priyono, yang menyatakan bahwa tak kurang dari 900 ribu penumpang kereta api berangkat mudik, sedangkan pada puncak arus balik jumlah penumpang meningkat dua hingga tiga persen.  Bahkan, menurut Officer in Charge Kaposko Lebaran di Bandara Soekarno Hatta Jaya Tahoma Sirait, kenaikan penumpang pada puncak arus balik tahun ini mengalami peningkatan sebesar 16 persen. Pada H+3 (Sabtu, 3 September 2011) jumlah penumpang tercatat sebanyak 140 ribu orang.

Meskipun begitu, data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI menunjukkan jumlah pendatang terus menurun. Pada 2003 tercatat 200-220 ribu pendatang. Pada 2010 lalu, pendatang yang tercatat hanya berjumlah 60 ribu orang saja. Menurut Purba, menurunnya jumlah pendatang ke Jakarta akibat tumbuh dan tersebarnya daerah industri di wilayah Bekasi, Tangerang, Bogor dan sekitarnya. Akan tetapi, penurunan tersebut tidak berbanding lurus dengan jumlah pencari kerja. Pada tahun 2010 terdapat 1000 pencari kerja, namun tahun ini menjadi 3000.

 

Dampak Psikologis Mudik

Sosiolog dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Ansari Yamamah mengatakan aktivitas mudik atau pulang kampung untuk merayakan lebaran bisa menjadi ajang pencerahan spiritual masyarakat, karena mudik mendorong bangkitnya nilai-nilai kedaerahan, termasuk kejujuran dan semangat kerja. Anshari menjelaskan bahwa menurut asumsi umum, kampung merupakan daerah yang ‘suci’, asri serta bersih dari polusi dan kontaminasi berbagai aktivitas industri seperti yang banyak terdapat diperkotaan. Mendatangi kampung berarti membersihkan diri dari hiruk pikuk kapitalisme kota yang kadang membuat manusia kehilangan jati dirinya. Oleh karena itu, mudik bisa disebut detoksifikasi jiwa. Pemudik perlu mengingat kembali nilai-nilai luhur yang ditanamkan di kampungnya untuk dibawa kembali ke kota agar ia mampu mengembalikan identitas pribadi yang alami.

Di lain sisi, mudik merupakan salah satu sarana untuk membentuk kesan diantara saudara dan tetangga kampung. Mudik mengembalikan martabat seseorang yang telah menjadi buruh di kota besar. Ada status sosial baru bahwa mereka dinilai lebih sukses ketimbang warga lain. Dalam usaha menimbulkan citra tersebut, pemudik tidak segan untuk berbelanja dan menampilkan diri secara cemerlang. Nilai belanja yang dikeluarkan masyarakat pada Lebaran 2011 ini diperkirakan mencapai Rp. 16 triliun. Angka ini diasumsikan sebagai kebutuhan belanja rumah tangga masyarakat, termasuk kebutuhan transportasi, pakaian, makanan dan elektronik.



Kehadiran pemudik di kampung halaman memberikan motivasi dan harapan bagi teman-teman kampungnya untuk ikut berjaya seperti mereka. Mereka melihat pemudik sebagai contoh sukses pemuda yang mau keluar dari kesulitan di kampung. Warga kampung biasanya menganggap pemudik sebagai patokan dan mereka jadi terdorong untuk ikut sukses seperti pemudik. Berbekal motivasi itu, pemudik membawa serta saudara atau kenalannya ke Jakarta dalam arus balik. Sayangnya, migran baru ini seringkali tidak mampu bertahan dan menjawab kebutuhan industri di Jakarta, sehingga hanya menambah jumlah pengangguran terbuka di ibukota. Menurut Sosiolog Universitas Airlangga, Bagong Suyanto, Peresentase migran mencapai 2/3 dari total penduduk di kota. Kehaditan migran mau tidak mau mempengaruhi situasi kota.

Meningkatnya jumlah pengangguran meningkatnya jumlah kewaspadaan masyarakat. Saat ini, masyarakat menjadi lebih sensitive ketika bertemu orang asing yang tidak rapi, terlihat menganggur dan duduk-duduk di pinggiran jalan. Pertumbuhan energi negatif ini membangkitkan rasa ketakutan karena memang semakin banyak pengangguran berdampak pada kemungkinan kriminalitas.

REKOMENDASI

Persoalan mudik merupakan masalah yang setiap tahun menghantui kota-kota besar. Kisah-kisah kecelakaan, konsumerisme dan migrasi dari desa ke kota menjadi pusat perhatian yang belum dapat diuraikan. Bagi ibukota sendiri, penambahan penduduk belum tentu menghasilkan produktivitas, karena banyak migran baru yang tidak memiliki keterampilan untuk bertahan hidup di Jakarta. Untuk itu perlu pengaturan mudik agar nyaman dan tidak menimbulkan masalah baru, diantaranya:

1. Pengaturan jalanan

Banyaknya sarana transportasi jalan raya yang masih perlu diperbaiki, ditambah dan diamankan menjadi polemik setiap tahun sehingga kemacetan dan kecelakaan menjadi rawan dan tidak terelakkan. Pemerintah seyogyanya menjadikan pengembangan infrastruktur transportasi sebagai prioritas karena selain dapat memperlancar perjalanan mudik, juga merupakan modal dasar pergerakan ekonomi.

2. Pengaturan kendaraan

Pemerintah perlu menetapkan standar kelayakan kendaraan yang digunakan untuk mudik agar dapat mengurangi tingkat kecelakaaan. Standar ini juga dilengkapi dengan alat keamanan yang tepat dan sesuai untuk perjalanan jauh. Hal ini penting untuk diberlakukan, terutama pada pengendara sepeda motor yang mendominasi penyebab kecelakaan di waktu mudik.

3. Pengaturan biaya

Pemerintah perlu menetapkan ambang biaya tertinggi untuk biaya perjalanan dan kebutuhan pokok untuk menjaga tingkat inflasi. Nilai biaya ini tidak boleh diserahkan pada mekanisme pasar demi menjaga keseimbangan jumlah uang yang beredar di masyarakat.

 Daftar Rujukan



  • Olivia Lewi Pramesti.Memahami Mudik. http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1899/memahami-mudik. Diakses tanggal 30 Agustus 2011.

  • Alasan orang desa pindah ke kota.http://alamji.blogspot.com/2011/03/alasan-orang-desa-pindah-ke-kota.html. diakses tanggal 30 Agustus 2011

  • Tradisi Mudik dan Pesan Puasa. http://lkassurabaya.blogspot.com/2007/10/tradisi-mudik-dan-pesan-puasa.html. diakses tanggal 30 Agustus 2011 Koran

  • Mudik jadi Pencerahan Spiritual Masyarakat. Republika. Senin 5 September 2011. hal 8

  • Pendatang Baru Serbu Jakarta. Republika. Senin 5 September 2011. hal.1

  • Lebaran dan Pertumbuhan Ekonomi. Republika, Jum’at 2 September 2011. hal 6

  • Ratusan Ribu Pemudik Tiba. Republika. Senin 5 September 2011. hal 3

  • Penerbangan Jadi Primadona Arus Mudik. Republika. Jum’at 2 September 2011. hal. 2

  • Warga Jakarta Mulai Balik. Kompas. Senin 5 September 2011. hal 26

  • Motor Pemicu Utama Celaka. Republika, Jum’at 2 September 2011. hal.1

0 notices:

Post a Comment