Hakikat perilaku

Nothing so needs reforming as other people’s habits
- Mark Twain

Perilaku sesuai hakikat pemiliknya. Seperti air yang selalu mengalir kebawah dan api selalu membakar, perilaku setiap orang memiliki cirinya masing-masing. Namun, apapun warnanya air tetaplah air. Mau biru, soda tetap saja air. Biarpun kuning, teh juga air. Atau hitam, kopi juga esensinya air. Perilaku memiliki titik pangkal yang tetap. Sehingga perubahan perilaku yang terjadi sebenarnya merupakan perkembangan dari pangkal tersebut.

Secara fundamental, Change (perubahan) berarti transisi yang terjadi saat sesuatu begerak daribeing same menjadi being different(wikipedia.org)

Kurt Lewin terkenal dengan teori medan yang menjelaskan pembentukan perilaku berasal dari interaksi antara Person (P) dengan lingkungan alias Environment (E). Keduanya dirumuskan dalam:

B= f (P,E)

Ternyata dalam penelitian ditemukan bahwa Environment mempengaruhi 70% pembentukan perilaku dibandingkan P itu sendiri. Maksudnya, manusia lebih banyak dipengaruhi orang di luar dirinya daripada memiliki motif dan tindakan sendiri untuk berubah. Misalnya orang yang berada di lingkungan kerja yang malas akan cenderung menjadi malas pula. Mahasiswa yang sering dibiarkan terlambat a kan menjadi manusia yang tidak tepat waktu.

Ini sesuai dengan teori Albert Bandura yang menyatakan bahwa orang dapat mempelajari perilaku dari pengamatan terhadap orang lain.

So...

Lingkungan mengubah orang.


Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi individu, baik orang, kondisi geografis ataupun cuaca. Orang yang tinggal di tepi pantai berbeda perilakunya dengan yang tinggal di pedalaman. Mereka cenderung memiliki sikap lebih agresif dan tone suara lebih tinggi.

Perubahan perilaku dalam masyarakat mungkin akan berjalan lambar karena harus melewati modifikasi yang bertahap dalam hal pola pikir dan kepercayaan, karena itu revolusi dalam perilaku sangat sulit dilakukan. Orang tidak bisa berubah dalam semalam. Coba kirim seorang karyawan dalam pelatihan motivasi. Ketika ia kembali ia tidak langsung menjadi orang yang termotivasi kan? Ketika lingkungannya tidak mendukung isi pelatihan tersebut, maka bibit motivasi akan segera pupus dari semangatnya.

Karena itulah untuk mengubah perilaku seseorang dibutuhkan dukungan lingkungan yang kuat. Lingkungan sangat kuat daya magnetnya. Ini dibuktikan dalam sebuah penelitian dimana kepada subjek diperlihatkan 2 garis sebagai berikut:

Para subjek diminta untuk memilih garis mana yang dianggap lebih panjang. penelitian ini menggunakan 2 kelompok subjek. Pada kelompok pertama ditempatkan beberapa asisten peneliti yang pertama berinisiatif memberikan ide. Di kelompok 2 tidak ada asisten peneliti. Ternyata diketahui bahwa pada kedua kelompok, subjek cenderung memilih jawaban yang dipilih oleh kebanyakan orang.

Artinya orang cenderung berani melakukan sesuatu jika ia merasa bahwa ia tidak sendiri. Dalam konsep psikologi ini disebut konformitas, kecenderungan untuk menyamakan diri dengan orang lain.

Dengan kata lain, perubahan yang diusung oleh banyak orang akan memiliki kans keberhasilan lebih besar daripada perubahan yang diusulkan satu orang.

Kita ambil contoh Walikota Padang yang mencanangkan pendidikan kembali kepada agama. Setiap murid sekolah diwajibkan mengenakan pakaian muslim. Namun, sekembalinya ia kerumah, di jalanan, di pasar, di taman bermain, ia melihat orang dewasa mengenakan pakaian minim yang tidak jelas. Akhirnya, si anak memutuskan untuk mengenakan hijabnya hanya di sekolah. Selangkah keluar dari gerbang institusi pendidikannya, ia menarik kerudungnya dan membiarkan auratnya dipertontonkan.

Ketakutan akan perubahan


Cobalah anda menulis dengan tangan yang biasa digunakan. Kemudian ganti dengan tangan yang tidak biasa digunakan untuk menulis. Apa yang anda rasakan? Rasa ketidaknyamanan! Perubahan seringkali menghasilkan rasa tidak nyaman. Dan orang tidak suka itu.

Efek perubahan


Perubahan membawa dampak pada individu, diantaranya:

  1. Ketidaknyamanan awalnya. Tentu saja perubahan itu tidak enak.

  2. Sudut pandang baru. Dengan adanya perubahan, individu dipaksa untuk membuka cakrawala dan melihat dari sudut pandang baru. Ia melepaskan diri dari tempurungnya. Sekarang kan bukan jamannya katak dalam tempurung lagi, ini waktunya ”katak diatas tempurung”!

  3. Respon baru dari lingkungan. Perubahan apapun akan menghasilkan respon dari lingkungan. Baik itu positif maupun negatif, keduanya memberikan asupan pengetahuan baru bagi individu yang berubah. Artinya perubahan akan membawa perubahan lain.

  4. Menjadi pribadi yang lebih baik. Apapun yang anda rubah, anda sudah melakukan suatu keberhasilan. Melangkah dari zona nyaman ke titik kritis bukanlah keberanian yang didapat setiap hari. Sehingga anda pantas menghargai diri anda sebagai pribadi pemberani, pribadi yang lebih baik.


"Your mind will be like its habitual thoughts; for the soul becomes dyed with the color of its thoughts. Soak it then in such trains of thoughts as, for example: Where life is possible at all, a right life is possible."
~ Marcus Aurelius, 2nd century Roman emperor-(stoic) philosopher

Jika kita kembalikan pada proses perubahan perilaku yang sulit dilakukan, maka ada hal yang perlu diwaspadai bagi seseorang yang ingin berubah, yaitu (1)sulit mendapatkan kemauan dan tekad pantang menyerah yang terus membara, (2) kadang sarana tidak memadai. Misalnya, saat seseorang ingin belajar memasak, tapi tidak ada kompor atau panci maka keinginannya memasak akan hancur. (3) lingkungan tidak mendukung. Pernahkah anda merasa ingin berubah dan melakukan perubahan itu? Namun saat anda bertindak berbeda dengan kebiasaan anda, respon yang anda dapatkan adalah ” Tumben!!” Terang saja semangat anda langsung padam. Sudah susah-susah melakukan suatu hal yang berbeda, tapi tidak ada penghargaan yang didapatkan. Jika anda tetap pada kebiasaan lama, mereka mengkritik. Tapi ketika anda berusaha berubah, mereka mengejek.

Wah, dunia memang sulit ya.



Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - akibat adanya perubahan perilaku tersebut.

It all begins with accountability. Unless you’re willing to take absolute responsibility for your life, there is no hope.

Seriously.





Retrieve from 3ga.blogspot.com

0 notices:

Post a Comment