Logika Tanah Liat

Enaknya berada ditengah orang –orang muda adalah selalu mendapat serpihan energi mereka yang berlebihan. Itulah sebabnya mereka menjadi lebay, stamina yang luar biasa belum dapat disalurkan dalam aktivitas yang luar biasa pula.



Kebingungan. Mungkin itulah yang paling tepat menggambarkan arah pikiran teman-teman saya ini. Bingung mau mengerjakan apa. Bingung mau kuliah lagi atau kerja setelah lulus. Bingung mau memutuskan pacar. Bingung kalau idolanya mau wamil. Binguuung terus.

Salah satu hal yang paling dicemaskan remaja adalah kemana akan melanjutkan sekolah. Saya juga begitu, ribuan tahun yang lalu. Ketika lulus SMU selalu bertanya apakah psikologi adalah pilihan terbaik yang akan saya ambil. Setelah masa kecil dihabiskan mendambakan profesi dokter—sebagaimana propaganda yang dilakukan hampir semua orang tua pada jaman saya—tiba-tiba profesi ini terasa basi dan kehilangan daya tarik.

Remaja memang mudah berubah pikiran. Mudah terpengaruh. Mudah dibisiki. Ini kisah nyata, bukan mengada-ada. Oleh karena itu, remaja pun sulit untuk bersikap teguh.

Galau lah namanya sekarang.


Namun, saya pikir perjalanan menuju tujuan hidup ini seperti ketika ingin membuat sesuatu dari tanah liat. Kadang kita tidak selalu tau apa bentuk akhir yang ingin kita bentuk. Kadang kita berharap ingin membuat rumah, namun di tengah jalan sepertinya tanah liat ini lebih cocok untuk dibuat membentuk mobil.

Saya ingat Datesan pernah berkata pada Gotou san, “Jika kamu salah, itu tidak apa. Seseorang akan memberitahumu. Oleh karena itu, percayalah pada dirimu”. Melangkahlah dengan pengetahuan yang anda miliki. Jika anda terpeleset atau tersesat, bertanya atau seseorang akan mengingatkan. Dengan begitu, pengetahuan anda pun bertambah.

Ada banyak yang tidak kita tahu, oleh karena itu kita belajar. Masa depan senantiasa terbungkus misteri, dengan begitu kita diharapkan bekerja keras mewujudkan skenario yang diinginkan. Saya yakinkan, tidak ada jalan pintas.

Source: 394's scribbling

0 notices:

Post a Comment