[Tips] Mau kerja atau kuliah lagi?


 

Memilih antara melanjutkan kuliah atau terjun ke dunia kerja sering menjadi problema. Di Indonesia, banyak system pendidikan tinggi yang tidak mendukung kuliah sambil bekerja, seperti yang kebanyakan terjadi di Negara asing. Meskipun kelas karyawan diselenggarakan, levelnya tentu berbeda dengan kelas reguler yang mendapat lebih banyak perhatian dan fokus baik dari peserta kuliah maupun penyelenggara. Oleh karena itu, seorang terpaksa harus memilih antara dua pilihan ini.


Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan, diantaranya:

1.Pikirkan minat

Benarkah anda suka belajar? Ingat belajar yang diwajibkan di Negara kita hanya sampai 9 tahun. Bahkan menurut UNESCO, untuk mencapai angka tersebut saja sulit. Rata-rata masyarakat Indonesia hanya mencapau 5,8 tahun pendidikan dasar. Benar, ada masalah ekonomi dan keterbatasan fisik sehingga banyak yang putus sekolah, namun minat sekolah seringkali dapat menghancurkan hambatan tersebut.

Ada ratusan bahkan ribuan beasiswa yang diluncurkan berbagai pihak, baik pemerintah maupun non pemerintah, untuk pendidikan tinggi. Mereka yang benar-benar ingin belajar dapat mengajukan permintaan beasiswa tersebut.

Lain halnya jika seseorang tidak memiliki minat belajar. Meskipun ia dipaksa untuk menghadiri kuliah, tidak banyak yang dapat diserapnya. Biarpun memiliki kapasitas intelektual memadai, jika tidak memiliki minat seseorang tidak termotivasi untuk belajar.

Tidak semua orang harus kuliah. Iya, anda tidak salah membaca. Hanya mereka yang benar-benar tertarik menggali dan mengembangkan pengetahuan yang berhak untuk sekolah. Untuk apa menghabiskan uang pada mahasiswa-mahasiswa yang akhirnya hanya nongkrong di starbuck, menjadi arogan dan menjadi pengangguran terdidik karena memilih-milih pekerjaan. Pengangguran terdidik di Indonesia sudah melebihi kuota dan semuanya disebabkan arogansi lulusan perguruan tinggi yang tidak bersedia memulai dari bawah.

2. Profesi akhir

Jika ingin menjadi ilmuan, maka teruslah kuliah. Di jenjang pendidikan tinggi, anda akan mendapatkan pengetahuan mengetai prosedur ilmiah yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas ilmuan.

Jika ingin jadi praktisi pekerja, ambil diploma, karena jenjang pendidikan ini mempersiapkan seseorang menjadi tenaga terampil.

Jika ingin jadi praktisi pemikir, ambillah S1 yang cukup menekankan pada teori dan pemaknaan teori. Lebih jauh lagi,

Hanya jika ingin menjadi peneliti, kejarlah pendidikan keilmuan yang lebih tinggi: master dan doktoral.

3. Biaya

Meningkatnya biaya pendidikan saat ini perlu dijadikan pertimbangan dalam memilih.  Saat ini saja biaya pendidikan magister Psikologi di Universitas Indonesia berkisar dari 10 juta (reguler) hingga 15 juta( khusus) per semester. Biaya sebesar itu harus dipersiapkan jika tidak ingin Drop Out di tengah jalan.

Disisi lain, menunda melanjutkan sekolah akan berpengaruh terhadap meningkatnya SPP ini. Sama seperti BBM, biaya sekolah tidak pernah menurun, apalagi untuk perguruan tinggi yang senantiasa membangun dan membangun seperti UI.

Pada kenyataannya dunia kerja dan dunia pendidikan tidak memiliki keselarasan. Meskipun spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan hanya lah penugasan klerikal, banyak perusahaan menyaratkan lulusan sarjana untuk mengisi posisi tersebut. Akibatnya masyarakat berlomba-lomba mengejar ijazah agar dapat melamar pekerjaan. Ini adalah tugas rumah yang besar bagi dunia pendidikan untuk mendesain ulang garis besar pendidikan nasional agar tidak terjadi pemampetan tenaga produktif.

0 notices:

Post a Comment