[Catatan Editor] Penggusuran dan penggeseran

Sejak jalur  jemputan saya melewati jalan Jenderal Sudirman, setiap pagi jadi akrab dengan pemandangan patung Pemuda. XD. Patung yang bodinya pantas masuk LDH  ini terletak tepat di puteran menuju Senayan. Akhir-akhir ini penampakannya yang menganga menimbulkan persepsi baru, yaitu ketakutan. Sebabnya di bawah sang patung sedang berlangsung proyek pembangunan stasiun bawah tanah Mass Rapid Transportation (MRT). Banyak yang bilang ini dapat membahayakan pondasi sang patung. Tapi, toh pekerjaan konstruksi jalan terus.
Bicara soal pekerjaan konstruksi, selalu ada lahan yang harus digunakan untuk pembangunan baru. Jakarta sudah kehabisan tempat yang bisa dibangun tanpa menggeser bangunan yang sudah berdiri. Akibatnya, penggusuran demi penggusuran mewarnai jadwal kerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ide-ide pemerintah provinsi untuk mengembangkan berbagai fasilitas bagi warganya selalu menghasilkan konsekuensi yang tidak mudah diterima. Misalnya minggu lalu di bantaran Kali Ciliwung yang sudah lama ingin disterilkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar, terjadi penolakan warga Kampung Pula yang terpaksa dipindahkan. "Digusur" sih bahasa gaulnya. Pasalnya, ganti rugi yang diberikan pemprov tidak sesuai dengan pengorbanan mereka. Yah, yang namanya ganti rugi meski diganti tetap merugi. 

Dr.Rohani Budi Prihatin mencoba menganalisa fenomena penggusuran permukiman kumuh di Jakarta dalam Info Singkat Vol. VI No.17 ini. 




0 notices:

Post a Comment