Kehadiran rapat dan kualitas anggota

Tanggal 9 April 2014 adalah waktunya bagi pemilih di Indonesia untuk menggunakan hak suaranya memilih wakil mereka untuk menduduki jabatan legislatif. Ada 200 ribu caleg yang sudah menempelkan fotonya di manapun kita memandang: di pohon, tiang listrik, bahkan di samping iklan sedot wc. Mereka akan bersaing untuk mendapatkan satu dari 19 ribu kursi di DPR RI, DPR, dan DPRD. DCT (daftar calon tetap) untuk DPR RI sendiri berjumlah 6.607 orang. Kira-kira apakah anda sudah menentukan pilihan?

Menjadi anggota dewan tentu memberikan banyak keuntungan, baik secara ekonomis, maupun sosial. Selain kompensasi yang menggiurkan, peningkatan status sosial para anggota memudahkan banyak urusan mereka. Tinggal sebut saja label 'anggota', maka jangankan pengusaha, pemerintah saja luluh.

Tugas utama DPR RI sesuai fungsi legislasinya adalah merumuskan peraturan perundang-undangan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan Undang-Undang tersebutlah peraturan turunannya sebagai payung hukum pelaksanaan pengelolaan negara dibentuk. Oleh karena itu, anggota dewan idealnya lebih banyak menghabiskan waktu di ruang sidang komisi atau ruang rapat paripurna.

Menurut pengamatan saya, kehadiran rapat berbanding lurus dengan kualitas seorang anggota. Semakin rajin si anggota memunculkan diri dalam rapat-rapat komisi, semakin terasah kemampuannya untuk menyampaikan pendapat. Ia pun semakin tertantang untuk memberikan masukan dan inovasi untuk perbaikan hasil rapat. 

Logikanya jika seorang anggota jarang terlihat di dalam rapat, maka suaranya menjadi tidak berarti. Ia tidak dapat menyampaikan aspirasi rakyat yang telah memilihnya, kan? Jika sudah menjadi anggota dewan, sudah sewajarnya ia tebar pesona di ruang rapat, bukannya di luar. Namun, pada kenyataannya, sering kita baca tentang jumlah anggota dewan yang bolos rapat. Akibatnya dari 560 anggota DPR RI, banyak yang hanya berupa nama di dalam daftar absen, tidak dikenal masyarakat (kecuali anggota partainya).

Seandainya para caleg diatas tahu bahwa tugas utama mereka adalah rapat, mungkin mereka tidak terlalu bersemangat. Selamat bertemu dengan gangguan-gangguan diabetes, asam urat atau kolesterol. Namun, jika memang itu disebabkan oleh tingginya animo menghadirkan suara-suara rakyat di dalam rapat DPR RI, maka kita perlu angkat topi.

0 notices:

Post a Comment