Dimanapun kau membuang sampah….


Sinar matahari pukul 08.00 berusaha menembus jalinan mangrove yang mengelilingi batas daratan. Meskipun masih pagi, saya dan dua rekan sudah diajak mengelilingi Mangrove Trekking di Pulau Karimunjawa oleh Kepala Seksi II Kemojan, Balai Taman Nasional Karimunjawa. Sambil menunggu kami datang, Pak Kasi dan stafnya telah bekerja memunguti sampah di sekitar kawasan trekking. Kebanyakan botol plastik minuman, tak jarang juga bungkus makanan. Yang lebih mengherankan sampah-sampah besar sering tersangkut di antarav akar mangrove.


Salah satu PEH (Pengendali Ekosistem Hutan) menjelaskan bahwa sampah-sampah tersebut tidak selalu berasal dari pengunjung kawasan wisata Mangrove. Memang, konyol sekali jika pengunjung tidak bisa menemukan tempat sampah yang terletak setiap beberapa ratus meter. Ternyata, sampah-sampah itu berasal dari luar kawasan. Mereka dibawa ombak ketika pergantian pasang dan surut dan berlabuh di antara mangrove. Sampah dapat menutupi akar mangrove sehingga mengurangi kemampuan respirasi dan osmoregulasi tumbuhan mangrove, dan pada akhirnya menyebabkan kematian.
Padahal, ekosistem mangrove merupakan penopang kehidupan di kepulauan. Tidak saja mangrove merupakan sumber makanan bagi ikan, tapi juga penghasil air bersih, kayu, serat serta bahan bakar. Kerusakan mangrove dapat menyebabkan hilangnya variasi Flora dan Fauna dalam hutan Mangrove; penggerusan areal hutan mangrove yang berarti semakin sedikit perisai terhadap pemanasan global dan abrasi pantai.
Permasalahan sampah ini bukan sekadar anda buang dan seseorang akan memungutnya. Di kawasan Mangrove Trekking, pengambilan sampah dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak mangrove. Tidak jarang petugas harus mencari alat khusus untuk mengambil sampah yang terjepit.
Kebanyakan pengunjung tidak pernah membayangkan sisa pembungkus makanannya dapat berakhir di antara mangrove. Kebiasaan membuang sampah sembarangan terjadi karena (1) melihat contoh dari orang lain; (2) merasa sudah membayar uang retribusi (yang dianggap digunakan untuk administrasi sampah); (3) tidak tahu cara menyimpan sampah sampai menemui tempat sampah (percayalah, orang udik seperti ini ada!).
Pada kenyataannya, dimanapun anda membuang sampah, dapat berakhir di hutan mangrove atau tempat-tempat lain yang tidak semestinya. Sementara pengelolaan sampah oleh negara masih belum optimal dikarenakan kurangnya SDM dan sarana, serta masih terbatasnya teknologi pengolahan sampah yang digunakan. Oleh karena itu, semua orang memiliki tanggung jawab yang sama untuk mengelola sampahnya sendiri.

0 notices:

Post a Comment