Susahnya mencari pekerjaan

Pintu yang terbuka buat semua orang berbeda-beda. Ada orang yang setelah lulus, bahkan ketika menyusun tugas akhirnya, langsung diundang bekerja. Namun, ada juga yang sudah melamar ke 100 perusahaan belum juga menerima panggilan. Sebagai seorang HRD dan pelamar, saya melihat hal ini dari dua sudut pandang yang berbeda.
Bagi seorang HRD, pelamar yang tidak menarik, tidak memiliki kematangan, tidak meyakinkan seringkali tidak diprioritaskan. Oleh karena itu, mereka yang memiliki kepribadian hangat dan mudah menyampaikan pikirannya cenderung memiliki kesempatan untuk diterima. 

Namun, apakah mereka yang percaya diri dapat bekerja lebih baik daripada yang pendiam? Belum tentu. Ada banyak karyawan yang hanya mampu berbicara, menenangkan atasan dan rekan dengan kata-kata manis, namun tidak mampu menunjukkan hasil yang memuaskan. HRD berperan besar dalam proses penyaringan agak menemukan mereka dengan kompetensi yang dibutuhkan. Jujur saja, tidak banyak pelamar yang langsung membuat saya-sebagai HRD- kepincut. Dibutuhkan pendekatan untuk 'menguras' isi kepala si pelamar. Tidak jarang percakapan ekstrim pun digunakan. Misalnya seperti yang pernah saya lihat di film animasi luar biasa produksi Studi Ghibli ini, Sen to Chihiro Kamikakushi (Spirited Away):
Yah, di Indonesia mungkin tidak sekasar ini. Tapi minimal ilustrasi diatas menggambarkan bahwa pencari kerja butuh lebih dari sekedar ijazah untuk dapat diterima bekerja. Perjuangan menjual diri, menumbuhkan sikap-sikap yang disukai perusahaan merupakan salah satu hal yang dapat diendus HRD ketika anda memasuki ruang wawancara kerja. Anda bisa saja mendapat IPK 4 di bangku kuliah, tapi kejujuran, kesediaan berkorban, atau kepercayaan diri tidak dapat dikenali dari angka di atas kertas, bukan?


0 notices:

Post a Comment